Keikhlasan dan Kebermanfaatan: Dua Pilar dalam Setiap Amal

✍️ Oleh: Ustadz Abu Alifah Hendra Dawolo, S. Pd

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah ﷺ, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam kehidupan ini, setiap kali kita hendak melakukan sesuatu, ada dua hal yang harus selalu kita perhatikan: keikhlasan dan kebermanfaatan. Dua hal ini menjadi standar utama dalam menilai sebuah amal, baik di hadapan manusia maupun di sisi Allah ﷻ.

1. Keikhlasan: Ruh dari Segala Amal

Ikhlas adalah landasan utama diterimanya amal di sisi Allah. Tanpa keikhlasan, amal sebaik apa pun akan sia-sia. Allah ﷻ berfirman:

> “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus…” (QS. Al-Bayyinah: 5)

 

Nabi Muhammad ﷺ juga bersabda:

> “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya seseorang hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari & Muslim)

 

Maka sebelum melakukan sesuatu, hendaknya kita bertanya pada diri sendiri: Apakah hati ini benar-benar berniat karena Allah? Jika amal dilakukan karena ingin dipuji, dihormati, atau mengejar dunia semata, maka sia-sialah usaha tersebut.

2. Kebermanfaatan: Bukti Kebaikan dalam Amal

Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk selalu memberi manfaat bagi orang lain. Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad dan Thabrani)

 

Amal yang tidak membawa manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain akan kehilangan nilainya. Karenanya, sebelum bertindak, tanyakan: Adakah manfaat dalam hal yang akan saya lakukan? Jika suatu perbuatan tidak memberikan kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat, maka lebih baik ditinggalkan.

Kesimpulan

Jika keikhlasan dan kebermanfaatan selalu kita jadikan pedoman, insyaAllah setiap amal yang kita lakukan akan bernilai ibadah dan membawa kebaikan. Sebaliknya, jika salah satu dari keduanya hilang, maka tidak ada kebaikan yang dapat diharapkan.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba yang selalu ikhlas dan bermanfaat dalam setiap langkah kehidupan. Aamiin.

Wallahu a’lam.