Meneladani Semangat Juang Mohammad Natsir: Pesantren Tahfidz Gaza Gelar Bedah Tokoh Pahlawan Nasional

Cibungbulang, 13 Agustus 2025 – Pesantren Tahfidz Gaza Indonesia menggelar acara bertajuk “Meneladani Pahlawan Nasional Mohammad Natsir” yang dilaksanakan di Masjid Al-Hasanah pada Rabu (13/08/2025) pukul 09.00 – 11.00 WIB. Acara ini menghadirkan pembicara utama Dr. Wildan Hasan, M.Pd, seorang pakar pendidikan, didampingi oleh Dr. (HC) Yusman Dawolo, M.Kom.I selaku Founder Yayasan Tahfidz Gaza Indonesia, dan Ust. Iad Yahyadin Munthe, S.Sos., M.Pd.I selaku Mudir Pesantren Tahfidz Gaza Indonesia.

Dalam pemaparannya, Dr. Wildan Hasan menjelaskan secara menyeluruh tentang sosok Mohammad Natsir, seorang pahlawan nasional yang dikenal sebagai tokoh Islam, pendidik, sekaligus negarawan. Beliau mengurai riwayat pendidikan Natsir yang dimulai dari Hollandsch-Inlandsche School (HIS), kemudian melanjutkan ke MULO (setingkat SMP), AMS Bandung, hingga menempuh studi hukum di Rechtshogeschool, walaupun tidak selesai karena lebih memilih fokus pada gerakan dakwah dan pendidikan.

Selain itu, Dr. Wildan memaparkan karya-karya monumental Mohammad Natsir, di antaranya tulisannya di majalah Pembela Islam dan Pandji Islam, serta berbagai buku yang menegaskan pandangan Islam sebagai landasan kehidupan berbangsa. Natsir juga dikenal sebagai pemikir yang produktif dalam bidang pendidikan, politik, dan dakwah.

Tidak hanya itu, kiprah Mohammad Natsir dalam sejarah bangsa juga menjadi perhatian utama. Ia pernah menjabat sebagai Perdana Menteri RI (1950–1951), serta dikenal luas melalui Mosi Integral Natsir yang berhasil mempersatukan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) setelah masa Republik Indonesia Serikat (RIS).

Sebagai bentuk penghargaan, pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Mohammad Natsir pada tahun 2008 atas jasa-jasanya yang luar biasa dalam bidang politik, pendidikan, dan dakwah Islam.

Melalui acara ini, para santri dan peserta diajak untuk meneladani semangat juang Mohammad Natsir yang senantiasa mengedepankan persatuan, intelektualitas, dan pengabdian tanpa pamrih untuk bangsa.

Dr. (HC) Yusman Dawolo dan Ust. Iad Yahyadin Munthe turut menegaskan pentingnya menanamkan nilai perjuangan para pahlawan dalam jiwa santri, agar kelak mereka tumbuh menjadi generasi Qur’ani yang tidak hanya berilmu, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap bangsa dan agama.