Kunci Kesuksesan Hidup Menurut Al-Qur’an

Surat Al-‘Ashr adalah surat ke-103 dalam Al-Qur’an, terdiri dari tiga ayat yang sangat ringkas namun padat makna. Meski pendek, surat ini dianggap sebagai salah satu surat yang paling mendalam karena merangkum prinsip dasar keselamatan manusia dalam kehidupan dunia dan akhirat.

 

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

 

Artinya:

1. Demi masa.

2. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian,

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

 

Pada ayat pertama, Allah bersumpah dengan “al-‘ashr” (masa/waktu). Ini menunjukkan betapa penting dan berharganya waktu dalam kehidupan manusia. Waktu adalah sumber daya yang tak bisa diulang, dan semua amal manusia terjadi dalam bingkai waktu. Ulama tafsir seperti Imam Asy-Syafi’i bahkan mengatakan bahwa jika seluruh isi Al-Qur’an diringkas, maka cukup dengan surat ini.

 

Ayat kedua menyatakan bahwa secara umum, manusia berada dalam keadaan rugi, merugi dalam hidupnya baik di dunia maupun akhirat. Kerugian ini bersifat mutlak kecuali bagi orang-orang tertentu yang dijelaskan pada ayat berikutnya.

 

Pada ayat ketiga, Allah memberikan empat syarat agar manusia tidak termasuk golongan yang merugi:

 

1. Iman: Keyakinan yang kokoh kepada Allah, Rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, dan hari akhir.

2. Amal saleh: Segala perbuatan baik yang sesuai syariat.

3. Tawashau bil-haqq: Saling menasihati dalam kebenaran, yakni menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

4. Tawashau bis-shabr: Saling menasihati dalam kesabaran, yakni sabar dalam menjalankan perintah Allah, sabar dalam meninggalkan larangan-Nya, dan sabar dalam menghadapi ujian.

 

Surat Al-‘Ashr mengajarkan bahwa waktu adalah hal yang sangat berharga, dan setiap manusia akan merugi kecuali ia memenuhi empat syarat utama: iman, amal saleh, menasihati dalam kebenaran, dan menasihati dalam kesabaran. Surat ini menjadi pengingat agar kita tidak terlena dalam kesibukan dunia, namun tetap berpegang teguh pada nilai-nilai keimanan dan amal.

 

Sorotanpublik