Pemimpin Adalah Seorang Pelatih

Repost FB @Yusman

Hari ini, sebagai seorang pemimpin, saya berkesempatan memberikan pelatihan kepada seluruh guru di Tahfidz Gaza.
Topik yang saya angkat adalah tentang bagaimana mendidik dengan hati, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mendidik bukan sekadar mentransfer ilmu. Ia bukan hanya soal logika, teknik mengajar, atau sekadar melatih keterampilan. Lebih dari itu, pendidikan sejati adalah proses menyentuh hati.
Karena ketika hati seorang murid tersentuh, maka pikirannya akan terbuka, akhlaknya akan berubah, dan pelajaran yang diterima akan tinggal abadi dalam jiwanya.
Dalam pelatihan ini, saya menyampaikan sembilan prinsip penting tentang bagaimana mendidik dari hati:
1. Mendidik dengan cinta, karena cinta adalah bahasa hati yang bisa menggerakkan dan menumbuhkan pengorbanan.
2. Mendidik dengan lemah lembut, karena kelembutan mampu menembus dinding hati yang paling keras.
3. Mendidik dengan memaafkan, karena setiap anak berhak atas kesempatan untuk memperbaiki kesalahan.
4. Mendidik dengan keteladanan, karenana anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat, bukan sekadar dari apa yang mereka dengar.
5. Mendidik dengan sabar, karena setiap proses memerlukan waktu dan ketekunan.
6. Mendidik dengan memberi, karena kebaikan yang tulus akan selalu kembali dalam bentuk kebaikan yang lebih besar.
7. Mendidik dengan mendoakan, karena ada keajaiban yang luar biasa dalam doa seorang guru untuk muridnya.
8. Mendidik dengan memotivasi, karena kata-kata yang membangkitkan semangat bisa menjadi titik balik hidup santri.
9. Mendidik dengan sungguh-sungguh, karena keikhlasan dan totalitas akan selalu menemukan jalannya menuju keberhasilan.
Semoga para guru Tahfidz Gaza senantiasa menjadi pengajar yang tak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga lembut dalam hati, dipenuhi cinta dan kasih sayang. Wallahu a’lam